Perlu diketahui bahwasanya benda-benda mati dan hewan juga bisa terkena ‘ain
dan bukan manusia saja yang bisa terkena ain. Maka dari itu, ketika kita
melihat suatu benda yang menakjuban diri kita, hendaklah kita mengatakan “Masya
Allah”. Dalam hal ini, Allah berfirman:
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ
جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ
“Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu engkau
tidak mengatakan: “Masya Allah Laa Quwwata Illaa Billah” (QS. Al-Kahfi: 39)
Dalam penjelasan ayat ini Ibnu Katsir mengatakan:
وَلِهَذَا قَالَ بَعْضَ
السَّلَفِ: مَنْ أَعْجَبَهُ شَيْءٌ مِنْ حاله أو ماله أو ولده، فَلْيَقُلْ: مَا شَاءَ
اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، وَهَذَا مَأْخُوذٌ مِنْ هَذِهِ الْآيَةِ الْكَرِيمَةِ
“Maka dari itu, sebagian salaf mengatakan:
Barang siapa yang takjub kepada sesuatu dari keadaannya atau hartanya atau
anaknya, hendaknya dia mengatakan: Masya Allah Laa Quwwata Illaa Billah. Dan
hal tersebut diambil dari ayat yang mulia ini” (Tafsir Ibn Katsir 5/143)
Hal tersebut karena ain bisa mengenai kebun kita,
atau anak kita, dan begitu pula harta kita.
Abu Bakr Ar-Razi Al-Jushash Al-Hanafi berkata pula:
وَقَدْ أَفَادَ أَنَّ
قَوْلَ الْقَائِلِ مِنَّا "مَا شَاءَ اللَّهُ" يَنْتَظِمُ رَدَّ الْعَيْنِ
وَارْتِبَاطَ النِّعْمَةِ وَتَرْكَ الْكِبْرِ; لِأَنَّ فِيهِ إخْبَارًا أَنَّهُ لَوْ
قَالَ ذَلِكَ لَمْ يُصِبْهَا مَا أَصَابَ
“Dan terdapat pelajaran bahwa perkataan seseorang: “Masya
Allah” itu untuk menolak ain dan mengingat nikmat Allah serta meninggalkan
kesombongan. Karena dalam kalimat tersebut terdapat pemberitahuan seandainya dia
mengatakan hal tersebut maka tidak akan menimpanya ain yang akan menimpanya”
(Ahkam Al-Qur’an 3/280)
Maka ketahuilah bahwasanya benda apapun juga bisa
terkena ain. Sehingga jika manusia yang terkena ain disyariatkan untuk diruqyah
maka begitu pula halnya dengan benda mati yang terkena ain.
Syaikh Al-Albani rahimahullah pernah menjelaskan mengenai
masalah ini, apakah boleh meruqyah mobil yang baru kita beli? Maka jawabnya “boleh”.
Beliau rahimahullah berkata:
وهل يشرع هذا الدعاء
في شراء مثل السيارة؟ وجوابي: نعم لما يرجى من خيرها ويخشى من شرها
“Apakah disyari’atkan membaca doa ini (Allahumma
innii as’aluka min khairha wa khairi maa jabaltahaa alaihi. Wa a’adzu bika min
syarrihaa wa syarri maa jabaltaha alaihi) ketika baru membeli mobil? Maka
jawabku: Boleh. Untuk mengharpkan kebaikannya dan takut dari pada keburukannya”
(Aadab Az-Zifaf hal. 93)
Maka syaikh Al-Albani membolehkan meruqyah mobil
yang baru kita beli, agar tidak terjadi sesuatu yang kita benci.
Pendapat syaikh Al-Albani diatas, berlandaskan dari
sebuah hadits:
وإذا اشترى بعيرا
فليأخذ بذروة سنامه وليقل اللهم إني أسألك خيرها وخير ما جبلتها عليه، وأعوذ بك من
شرها ومن شر ما جبلتها عليه
“Dan jika seseorang membeli onta baru maka
hendaklah dia memegang ponok ontanya dan mengatakan: Allahumma innii as’aluka
min khairha wa khairi maa jabaltahaa alaihi. Wa a’adzu bika min syarrihaa wa
syarri maa jabaltaha alaihi)” (HR. Abu Daud)
Syaikh Shalih Al-Fauzan rahimahullah juga ditanya
mngenai meruqyah kuda yang terkena ain, apakah boleh? Beliau menjawab:
نعم ، تتعوذ وتورد
على نفسك وعلى مالك وعلى بهائمك ، هذا شيء طيب
“Iya boleh. Kamu meminta perlindungan dan
membacakan wirid-wirid untuk dirimu dan hartamu serta hewan ternakmu. Ini
adalah suatu hal yang baik” (Simak fatwa beliau disini: http://www.alfawzan.af.org.sa/node/10216)
Dan meruqyah mobil yang terkena ain pernah
dintanyakan kepada syaikh Abdullah Jibrin pula:
أخبرنا أحد القراء
أن أحد الأشخاص عاين سيارته ، فطلب القارئ من العائن أن يتوضأ ، وبعد ذلك قام هو بأخذ
هذا الماء ووضعه في رديتر السيارة ، فتحركت السيارة وكأنها لم يكن بها شيء ، فما حكم
عمله هذا ، وذلك لأن الذي أعرفه في السنة هو أخذ غسول العائن في حالة إصابته لشخص آخر
؟
“Salah seorang Qari’ pernah bercerita kepada kami
bahwasanya salah seseorang menyebabkan mobilnya terkena ain. Maka sang Qari’
meminta kepada orang tersebut untuk berwudhu. Dan setelah itu dia mengambil air
dan menaruhnya di radiator mobil. Maka ternyata mobilnya bisa jalan seakan-akan
sebelumnya tidak terkena apapun. Apa hukumnya amalan ini? Dan hal itu karena
yang aku tahu bahwasanya dalam sunnah nabi yaitu mengambil air cucian mandi
bekas dari yang memnyebabkan ain untuk orang yang terkena ain”
Beliau menjawab:
لا بأس بذلك ، فإن
العين كما تصيب الحيوان فقد تصيب المصانع والدور والأشجار والصنيعات والسيارت والوحوش
ونحوها ، وعلاج الإصابة أن يتوضأ العائن أو يغتسل ويصب ماء وضوئه أو غسله أو غسل أحد
أعضائه على الدابة ، ومثلها على السيارة ونحوها ، ووضعه في الرديتير مفيد بإذن الله
، فهذا علاج مثل هذه الإصابة ؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم : ( وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ
فَاغْسِلُوا ) رواه مسلم (2188) ، والقصص والوقائع في ذلك مشهورة ، والله أعلم
“Tidak mengapa dalam masalah itu. Sesungguhnya
sebagaimana ain bisa mengenai hewan maka dia juga bisa mengenai sebuah pabrik,
rumah, pohon, produk-produk, mobil, dan semisalnya. Dan penyembuhannya adalah
seseorang yang menyebabkan ain hendaknya berwudhu atau mandi kemudian
menumpahkan air wudhunya atau air mandinya kepada hewan yang terkena ain dan
semisalnya seperti mobil dll. Dan dia meletakkannya pada radiator, maka hal tersebut
akan bermanfaat dengan izin Allah. Maka inilah cara penyembuhan yang terkena
ain. Karena sabda nabi shallallahu alaihi wa sallam: (Dan jika kalian diminta
mandi maka mandilah) HR. Muslim No. 2188. kisah dan kejadian ini sangatlah
masyhur terkenal. Allahu a’lam”. (Al-Fatawa Adz-Dzahabiyyah Fii Ar-Ruqaa
Asy-Syar’iyyah hal. 111)
Semoga pemaparan ini bermanfaat. Wa shallallahu ‘alaa
nabiyyinaa Muhammad.
Penulis: Ustadz Abdurrahman Al-Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al-Amiry)
----------
(o)
BalasHapus