Perlu
diketahui bahwasanya menghadap kiblat adalah syarat sah shalat. Hal tersebut
sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
إِذَا قُمْتَ إِلَى
الصَّلَاةِ فَأَسْبِغِ الْوُضُوءَ، ثُمَّ اسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ
“Jika kamu hendak shalat maka sempurnakanlah wudhu,
kemudian menghadaplah ke kiblat kemudian takbirlah” (HR. Bukhari Muslim)
Lantas bagaimana
jika seseorang melakukan perjalanan jauh / safar, kemudian shalat dalam keadaan salah
menghadap kiblat, apakah shalatnya sah?
Jika dia
melakukan safar, dan dia telah berusaha menentukan arah kiblat yang benar atau
bertanya arah kiblat kemudian ternyata salah maka ada 2 keadaan:
1- Jika dia
masih dalam keadaan shalat,maka hendaklah dia tetap melanjutkan shalatnya akan
tetapi merubah arah kiblat. Hal tersebut sebagaimana yang terjadi di zaman para
sahabat, dahulu mereka shalat ke arah masjidil aqsha kemudian mereka salah arah
kiblat karena arah kiblat telah dirubah, lantas mereka merubah arah kiblatnya
ke arah ka’bah sedangkan mereka masih berada dalam shalat.
Ibnu Umar
radhiyallahu anhuma berkata:
بَيْنَمَا النَّاسُ
فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ بِقُبَاءٍ إِذْ جَاءَهُمْ آتٍ فَقَالَ: «إِنَّ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اللَّيْلَةَ، وَقَدْ أُمِرَ
أَنْ يَسْتَقْبِلَ الْكَعْبَةَ فَاسْتَقْبِلُوهَا، وَكَانَتْ وُجُوهُهُمْ إِلَى الشَّامِ،
فَاسْتَدَارُوا إِلَى الْكَعْبَةِ
“Ketika orang-orang shalat shubuh di Quba, maka
datanglah seseorang berkata: Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam telah diturunkan syari’at tadi malam. Rasulullah diperintahkan untuk
menhadap ka’bah maka menghadaplah ke ka’bah. Ketika itu arah mereka menuju syam
maka mereka membalikkan arahnya ke ka’bah” (HR. Bukhari Muslim)
2- Jika dia
sudah selesai shalat, maka shalatnya sah dan tidak perlu diulang.
كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فِي لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ فَلَمْ نَدْرِ
أَيْنَ القِبْلَةُ، فَصَلَّى كُلُّ رَجُلٍ مِنَّا عَلَى حِيَالِهِ، فَلَمَّا أَصْبَحْنَا
ذَكَرْنَا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَزَلَتْ: {فَأَيْنَمَا
تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ
“Kami dahulu
bersama nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah safar di malam hari yang
gelap gulita. Maka kami tidak mengetahui dimana arah kiblat. Maka setiap orang
dari kami shalat sesuai keyakinannya. Kemudian ketika di pagi hari, kami
menceritakannya kepada nabi shallallahu alaihi wa sallam maka turunlah ayat: “Dimanapun
kamu menghadap disitulah wajah Allah” (HR. Tirmidzi)
Hal diatas
jika dia telah berusaha mencari arah kiblat yang benar atau dia bertanya.
Adapun jika dia tidak berusaha mencari arah kiblat yang benar dan tidak pula bertanya, lantas salah
arah kiblat maka dia harus mengulangi shalatnya.
Disebutkan
dalam kitab Al-Ikhtiyar:
وَإِنِ اشْتَبَهَتْ
عَلَيْهِ الْقِبْلَةُ وَلَيْسَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُهُ اجْتَهَدَ وَصَلَّى وَلَا يُعِيدُ
وَإِنْ أَخْطَأَ، فَإِنْ عَلِمَ بِالْخَطَأِ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ اسْتَدَارَ وَبَنَى،
وَإِنْ صَلَّى بِغَيْرِ اجْتِهَادٍ فَأَخْطَأَ أَعَادَ
“Dan jika arah
kiblat tersamarkan dan tidak ada seorangpun yang bisa ditanyakan maka dia
berusaha menentukan arah kiblat yang benar kemudian dia shalat dan tidak
mengulang shalatnya walaupun salah. Dan jika dia mengetahui salah arah kiblat
sedangkan dia masih dalam keadaan shalat maka dia merubah arah kiblat dan tetap
melanjutkan shalatnya. Dan jika dia shalat tanpa berusaha mencari arah kiblat
yang benar lantas salah maka dia harus mengulang shalatnya” (Al-Ikhiyar Li Ta’il
Al-Mukhtar 1/47)
Semoga yang
sedikit ini bermanfaat. Wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad.
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Sya shalat didalam kantor karena sya baru dikantor ini dan sya blm tau arah kiblatnya, sblm shalat sya berpatokan dgn sajadah yg sdh digunakn org sblm shalatnya dan sya ingin bertanya karena tudak ada orang sya fikir itubenar arahnya ketika selesai shalat barulah ada orang yg shalat dan bilang arahnya salah. Itu bagaimana ya ustadz tlg donk jawabannya. Terima kasih
BalasHapus